Join disini dulu ya, Like This !!!

×

Powered By Berbagi Ilmu SEO and TUTORIAL BLOGGING

Pages

Senin, 10 Maret 2014

Heboh!! Isu Gunung Cermai Jawa Barat Dijual Rp60 Triliun Pada Chevron

Jendela DUNIA- Dalam beberapa hari terakhir muncul isu penjualan Gunung Cermai, Jawa Barat. Isu yang tak jelas kebenarannya itu berembus kencang jika gunung yang terletak di Kuningan tersebut dijual Rp 60 triliun kepada Chevron, perusahaan asal Amerika Serikat.

Isu itu ramai dibicarakan di media sosial, Twitter, Facebook, dan forum-forum. Dalam penelusuran merdeka.com, Senin (3/3), sebuah forum-forum mengunggah tuduhan jika Chevron akan mengeksploitasi Gunung Cermai. Benarkah?

Isu ini juga menyebar luas lewat broadcast BBM. Mereka khawatir eksploitasi Gunung Cermai akan mencemari lingkungan. Salah satunya akan keluar campuran beberapa gas, di antaranya karbon dioksida (C02), hidrogen sulfida(H2S), metana (CH4), dan amonia (NH3).

Selain itu, eksploitasi juga akan menyebabkan merusak stabilitas tanah dan pasokan air menjadi berkurang.

Karena ramai dibicarakan, seorang pengguna akun Twitter, Anam Lutfi, @anamalmirity menanyakan langsung kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ). Anam bertanya soal isu penjualan Gunung Cermai lewat akun Twitter SBY .

"Selamat pagi Pak @SBYudhoyono mau tanya apakah benar Gunung Cermai, Jabar di Jual ke Chevron?" tulis Anam dalam akun Twitternya.

Sejauh ini SBY belum merespons pertanyaan dari Anam. Sementara pihak Chevron dan pemerintah belum memberikan pernyataan terkait beredarnya isu ini.

Ini cerita di balik isu penjualan Gunung Ceremai Rp 60 Triliun
Isu penjualan Gunung Ceremai di Jawa Barat merebak di media sosial beberapa hari ini. Dari isu yang tak jelas kebenarannya itu berembus kencang jika gunung yang terletak di Kuningan tersebut dijual Rp 60 triliun kepada Chevron, perusahaan asal Amerika Serikat.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa muncul isu Ceremai bakal dijual ke asing dengan nilai fantastis? Menurut aktivis Gerakan Massa Pejuang untuk Rakyat (Gempur) Kuningan, Okky Satrio Djati, isu itu muncul tak lepas dari rencana eksploitasi tenaga panas bumi di Gunung Ceremai. Gempur adalah sarana komunikasi warga Kuningan yang terdiri dari masyarakat adat, kepala desa, mahasiswa, pemuda untuk menolak eksploitasi panas bumi di Gunung Ceremai.

Menurut Okky, kabar bahwa panas bumi di Gunung Ceremai akan dieksploitasi asing sudah muncul sejak 2004. Ketika itu, muncul surat keputusan menteri kehutanan tentang keberadaan Taman Nasional Gunung Ciremai. Saat itu SK keluar pada era menteri Kaban yang menggantikan menteri M Prakosa. Menurut Okky, warga curiga mengapa ada taman nasional mengingat dari hasil studi perguruan tinggi setempat konservasi di Gunung Ceremai berbasis masyarakat.

"Masyarakat menganggap ini penuh manipulasi. Masyarakat menilai tidak perlu ada taman nasional di Gunung Ceremai," ujar Okky kepada merdeka.com, Senin (3/3).

Kemudian waktu berlanjut, pada 2006 warga masyarakat mendengar pertemuan di Bali muncul usulan dari Pemda Jabar ada tujuh wilayah yang bisa diupayakan untuk energi panas bumi. Tujuh wilayah itu terbentang dari Ceremai, Kuningan, Ciamis, hingga Pangandaran. "Meliputi 3 kabupaten," ujar Okky.

Okky menambahkan, masyarakat juga santer mendengar tender pemanfaatan panas bumi sudah dilakukan dengan hanya dua peserta yaitu perusahaan asal Turki, Hitay dan Jasa Daya Chevron. "Ini kan janggal, untuk nilai triliunan, hanya ada dua peserta," ujar Okky.

Menurut Okky, rencana eksploitasi panas bumi di Ceremai itu jarang disosialisasikan oleh pemerintah kabupaten. "Hanya ada dua kali sosialisasi yaitu pada Desember 2012 di desa Ragawacana dan desa Cisantana. Itu pun warga menolak," ujar Okky.

Warga beranggapan, dari sosialisasi itu niat untuk eksploitasi panas bumi di Gunung Ceremai makin serius. Warga menganggap, mereka bisa tersisih di kampung halaman sendiri.

0 komentar: