Shalah menyebut bangsa Yahudi menunjukkan rasa cintanya kepada kota suci itu lebih besar ketimbang apa yang dilakukan umat Islam, dan mengutip sebuah lagu balada inspiratif dari Israel untuk membuktikan maksudnya itu dalam bahasa Ibrani, seperti dilansir situs the Times of Israel, Selasa (18/3).
Saat memberikan pidato di sebuah konferensi ulama di Teheran, Shalah menyesalkan warga Palestina dan kaum muslim lainnya yang kurang menunjukkan rasa cintanya kepada Al-Quds, nama Yerusalem dalam bahasa Arab, menurut sebuah rekaman diperoleh Radio Militer Israel, kemarin.
Shalah membandingkan bagaimana kurangnya rasa cinta dari warga Palestina dan kaum muslim dengan rasa cinta sepenuh hati ditunjukkan orang Yahudi, dan, sambil berbicara dengan bahasa Ibrani serta Arab, dia mengutip lagu balada terkenal asal Israel berjudul 'Yerusalem dari Emas', yang ditulis oleh penyanyi wanita, Naomi Shemer.
"Apa makna Yerusalem bagi kita? ujar dia. Shalah, yang memimpin salah satu kelompok teroris paling ekstrem di dunia dan masuk dalam daftar teroris paling dicari FBI, meminta para ulama berkumpul pekan lalu. "Belajar dari orang-orang Yahudi, dari entitas yang terkutuk (Israel) itu. Mereka mencintai Yerusalem bukan hanya sebagai masalah militer, tetapi sebagai satu kebudayaan."
"Mereka memiliki sebuah lagu dalam entitas Israel di mana tentara mereka kerap menyanyikan lagu itu saban 7 Juni, ketika mereka menaklukkan Masjid Al-Aqsa dan Haram al-Syarif (Gunung Bait) dalam Perang Enam Hari pada 1967," jelas Shalah dan kemudian mengutip bagian refrein dari lagu 'Yerusalem dari Emas'.
"Yerusalem dari emas. Yerusalem dari tembaga. Yerusalem dari cahaya," ucap dia, sambil menjelaskan setiap frase dari lagu itu dengan kedua bahasa baik Ibrani dan Arab.
"Setiap anak Israel dan setiap prajurit Israel yang terkutuk menyanyikan lagu ini di dalam hati mereka," kata Shalah.
Lagu ini dimulai dengan menggambarkan Yerusalem yang sunyi sepi, dengan sebuah 'tembok' di dalam hati mereka, sebuah referensi merujuk kepada dinding pembatas yang membagi bagian Israel dan Yordania.
Jihad Islam Palestina, yang dipimpin Shalah, pekan lalu menyerang selatan Israel dengan lebih dari 60 roket, yang menyulut serangan udara dari Israel dan menyebabkan bentrok terbesar antara Gaza dan Israel dalam lebih dari satu tahun belakangan ini.
Organisasi ini dianggap sebagai salah satu saingan terbesar Hamas dalam mengontrol Jalur Gaza dan menikmati hubungan dekat dengan Iran.
