Sebuah kisah nabawi diriwayatkan Imam Muslim. Beliau riwayatkan dari
Shahabat Abdullah bin Mas’ud satu petikan peristiwa mengharukan dan
penggugah semangat bagi para pencari kebahagiaan. Inilah kisah orang
terakhir yang keluar dari neraka. Dia pula orang terakhir yang memasuki
jannah dengan derajat yang paling rendahnya.
Al-Kisah, setelah
shirat (jembatan) dipancangkan di atas neraka Jahannam sementara di
sisi-sisinya pengait-pengait tajam laksana duri pohon Sa’dan, manusia
diperintah untuk menyeberanginya.
Terbagilah mereka menjadi tiga
golongan besar. Golongan pertama, mereka yang selamat tanpa halangan,
ada yang berjalan secepat kilat, ada yang berjalan sekejap mata, ada
yang berlari seperti kuda…demikianlah mereka berjalan sesuai amalan
ketika di dunia. Golongan kedua mereka yang selamat menyeberangi shirat
namun terluka terkena sambaran-sambaran pengait-pengait. Adapun golongan
ketiga mereka adalah orang-orang yang tersungkur ke jurang neraka
jahannam dari kalangan orang-orang munafiq (orang kafir yang menampakkan
keislamannya) atau kaum muslimin yang lebih berat amalan keburukannya
ketimbang kebaikannya.
Selang beberapa waktu, orang-orang yang
masih memiliki iman dari penghuni neraka dikeluarkan satu-persatu ada
yang mendapat syafaat malaikat, para nabi atau kaum mukminin dari ahlul
jannah. Demikianlah, banyak dari penduduk neraka dari kalangan ahlut
tauhid dikeluarkan, hingga yang paling terakhirnya adalah seorang yang
dikisahkan Rasulullah saw dalam sabda beliau:
إِنِّي َلأَ عْلَمُ
آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوجًا مِنْهَا وَآخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ
دُخُولاً الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنْ النَّارِ حَبْوًا فَيَقُولُ
اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ
فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ
يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ قَالَ فَيَأْتِيهَا فَيُخَيَّلُ
إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا
مَلْأَى فَيَقُولُ اللَّهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ
مِثْلَ الدُّنْيَا وَعَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ
أَمْثَالِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَقُولُ أَتَسْخَرُبِي أَوْ أَتَضْحَكُ بِي
وَأَنْتَ الْمَلِكُ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ قَالَ فَكَانَ
يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً
Sungguh ‘Aku
tahu seorang penduduk neraka yang paling akhir keluar darinya, seorang
penduduk jannah yang paling akhir masuk ke dalam jannah. Dialah seorang
lelaki yang keluar dari neraka dengan keadaan merangkak.
Allah berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah engkau ke dalam jannah!
‘Lalu
dia mendatangi jannah, namun dikhayalkan kepadanya bahwa jannah telah
penuh. Maka, dia kembali seraya berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku mendapati
jannah telah penuh.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata kepadanya, ‘Pergilah, masuklah engkau ke dalam jannah!’.
Sekali
lagi dia mendatangi jannah, namun kembali dikhayalkan bahwa jannah
telah penuh. Dia pun kembali seraya berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku
mendapati jannah telah penuh.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata
lagi kepadanya, ‘Pergilah, masuklah ke dalam jannah! Sesungguhnya engkau
memiliki semisal dunia dan sepuluh kalinya, atau engkau memiliki
sepuluh kali dunia.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Laki-laki itu berkata, ‘Apakah Engkau memperolok-olok aku, padahal
Engkau adalah Raja?
Abdullâh bin Mas’ûd radhiallahu ‘anhu
berkata, ‘Aku melihat Rasulullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa
sampai nampak gigi gerahamnya.’ Dan dikatakan bahwa orang itu adalah
penduduk surga yang paling rendah derajatnya.’ (H.R. Muslim)
Subhanallah,
inikah penduduk jannah terakhir? Allah berikan kenikmatan kepadanya
semisal dunia dan sepuluh kali lipatnya ! Betapa indahnya jannah.
Andai
kita diberi semisal kerajaan Nabi Sulaiman yang itu adalah sebagian
kecil dari kenikmatan dunia, andai itu yang Allah berikan di dunia ini
niscaya sudah merupakan kenikmatan besar lalu apakah terbayang
kenikmatan penduduk jannah yang paling rendah ini? Demi Allah tidak
terbayang betapa indah dan besarnya.
Pembaca Qudwah yang mulia,
kisah di atas diriwayatkan pula dengan lebih rinci dalam riwayat lain.
Rasulullah shallallohu’alaihi wasallam mengabarkan:
“Orang yang terakhir masuk jannah adalah orang yang setiap kali melangkah ia tersungkur dan dihanguskan oleh api neraka.
Dan tatkala orang itu telah melewati neraka, dia menoleh ke arah neraka lalu berkata:
تَبَارَكَ الَّذِي نَجَّانِي مِنْكِ لَقَدْ أَعْطَانِي اللَّهُ شَيْئًا مَا أَعْطَاهُ أَحَدًا مِنْ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ
”Maha
Suci Allah yang telah menyelamatkanku darimu, sungguh Dia telah
memberiku sesuatu yang tidak pernah Dia berikan kepada orang lain dari
umat yang pertama dan umat yang terakhir.”
Sesungguhnya ia adalah
manusia terendah dari penduduk jannah, namun ia merasa dialah orang
yang paling beruntung dan tidak ada yang lebih beruntung darinya. Demi
Allah, dia telah memperoleh keberuntungan yang hakiki yaitu diselamatkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam jannah seperti firman Allah Ta’ala:
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Barang
siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh
ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan. Ali Imran: 185
Bukan kepingan emas yang
menjadi patokan kebahagiaan, bukan pula ekor-ekor sapi dan luasnya
perkebunan…semua itu hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Rasulullah
saw melanjutkan sabdanya: Kemudian orang tersebut ditunjukkan pada
sebuah pohon lalu dia berkata: “Wahai Rabbu! Dekatkan aku dengan pohon
ini agar aku bisa berteduh dan meminum airnya.”
Maka Allah Azza wa Jalla berfirman,
يَا ابْنَ آدَمَ لَعَلِّي إِن أَعْطَيْتُكَهَا سَأَلْتَنِي غَيْرَهَا
“Wahai
anak Adam, jika Aku kabulkan permintaanmu, mungkin kamu akan meminta
lagi yang lain?” Orang itu menjawab, “Tidak. wahai Rabbku.”
Allah
lalu mengambil janji darinya untuk tidak meminta yang lain lagi dari
Allah, dan Allah menerima alasan orang itu yang telah melihat sesuatu
yang ia tidak punya kesabaran. Kemudian Allah mendekatkannya ke pohon
tersebut sehingga ia berteduh dan meminum airnya.
Tinggallah orang ini di bawah pohon pertama sekehendak Allah ta’ala…
Kemudian
orang itu ditunjukkan pohon lain yang lebih bagus dari pohon yang
pertama. Orang itu berkata, “Wahai Rabbku! Dekatkanlah diriku kepada
pohon ini agar aku bisa meminum airnya serta berteduh di bawahnya, dan
aku tidak akan meminta yang lain lagi.”
Maka Allah berfirman,
يَا
ابْنَ آدَمَ أَلَمْ تُعَاهِدْنِي أَنْ لَا تَسْأَلَنِي غَيْرَهَا
فَيَقُولُ لَعَلِّي إِنْ أَدْنَيْتُكَ مِنْهَا تَسْأَلُنِي غَيْرَهَا
“Wahai
anak Adam, bukankah engkau telah berjanji tidak akan meminta yang lain
? jika Aku dekatkan dirimu ke pohon itu mungkin kamu akan meminta lagi
yang lain?”
Kembali Allah SWT menerima alasan orang itu karena
Dia mengetahui ketidak-sabarannya. Allah pun dekatkan orang tersebut
kepada pohon kedua, kemudian ia berteduh dan meminum airnya.
Kemudian
orang itu ditunjukkan pada sebuah pohon di pintu surga yang lebih bagus
dari dua pohon sebelumnya. Kemudian orang itu berkata, “Wahai Rabbku!
Dekatkanlah aku kepada pohon itu agar aku bisa berteduh dan meminum
airnya, aku tidak akan meminta yang lain lagi kepada-Mu.
Kemudian
Allah berfirman, “Hai manusia! Tidakkah kamu telah berjanji kepada-Ku
untuk tidak meminta yang lain lagi dari-Ku?’ Orang itu menjawab, “Ya,
wahai Rabbku! Kali ini saya tidak akan meminta yang lain lagi
kepada-Mu.” Allah SWT menerima alasan orang itu karena Dia mengetahui
ketidak-sabarannya, lalu Allah mendekatkannya kepada pohon tersebut.
Ketika Allah telah mendekatkan orang itu kepada pohon tersebut. ia mendengar suara penghuni jannah…
Subhanallah,
kenikmatan jannah di depan mata. Suara penduduk jannah yang penuh
kebahagiaan terdengar di telinga pemuda ini hingga iapun tidak sabar
untuk berkata kepada Rabbnya sebagaimana Rasulullah kisahkan,
“Wahai Rabbku! Masukkanlah aku ke dalam jannah!”
Allah
berfirman: “Hai Anak Adam’. Mengapa kamu mengingkari janjimu pada-Ku?
Ridhokah kamu jika Aku memberimu dunia ditambah dengan yang semisalnya?’
Betapa besarnya kasih sayang Allah, Dia tetapkan sang pemuda seagai penduduk jannah…
Seakan tak percaya Orang itu menjawab, “Wahai Rabbku! Apakah Engkau mengolok-olok aku sedangkan Engkau adalah Robbul’alamin ?”
Kemudian
Ibnu Mas’ud tertawa, lalu berkata, “Tidakkah kalian bertanya tentang
apa yang membuatku tertawa?” Mereka menjawab, “Mengapa kamu tertawa?”
Ibnu Mas’ud menjawab, “Demikianlah Rasulullah SAW tertawa.” Para sahabat
bertanya, “Apa yang membuat engkau tertawa wahai Rasulullah?,” Beliau
menjawab, “Karena tertawanya Penguasa alam semesta ketika orang tersebut
mengatakan kepada Allah, ‘Apakah Engkau menertawakan saya sedangkan
Engkau adalah Penguasa alam semesta?’ Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku
tidak menertawakanmu, tetapi Aku Maha Kuasa atas apa yang Aku
kehendaki.” (HR.Muslim)