Perayaan tahun baru bukanlah adat kebiasaan negeri ini bukan pula ritual keagaman "mayoritas" penduduknya.. Lalu bagaimanakah asal mulanya?? monggo di simak Artikel berikut ini.
Asal mula perayaan tahun baru
" Penguasa Romawi Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai hari permulaan tahun baru semenjak abad ke 46 SM. Orang
Romawi mempersembahkan hari
ini (1 Januari) kepada Janus,dewa segala gerbang, pintu-pintu, dan permulaan (waktu).
Bulan Januari diambil dari nama Janus sendiri, yaitu dewa yang
memiliki dua wajah – sebuah wajahnya menghadap ke (masa)
depan dan sebuahnya lagi menghadap ke (masa) lalu.”,
Bulan Januari (bulannya Janus) juga ditetapkan setelah Desember dikarenakan Desember
adalah pusat Winter Soltice,yaitu hari-hari dimana kaum pagan penyembah Matahari
merayakan ritual mereka saat musim dingin.
Pertengahan Winter Soltice jatuh pada tanggal 25 Desember, dan inilah salah satu dari sekian banyak
pengaruh Pagan pada budaya kristen selain penggunaan lambang Salib Tanggal 1 Januari
sendiri adalah seminggu setelah
pertengahan Winter Soltice, yang juga termasuk dalam bagian
ritual dan perayaan Winter Soltice dalam Paganisme.
Sosok dewa Janus dalam mitologi
Romawi Dewa Janus sendiri adalah sesembahan kaum Pagan Romawi, dan pada peradaban
sebelumnya di Yunani telah disembah sosok yang sama bernama dewa Chronos.
Kaum Pagan, atau dalam bahasa kita
disebut kaum kafir penyembah berhala, hingga kini biasa
memasukkan budaya mereka ke dalam budaya kaum lainnya,
sehingga terkadang tanpa sadar kita mengikuti mereka.
Sejarah pelestarian budaya Pagan
(penyembahan berhala) sudah ada semenjak zaman Hermaic
(3600 SM) di Yunani
Bagi orang kristen yang
mayoritas menghuni belahan benua Eropa , tahun baru masehi
dikaitkan dengan kelahiran Yesus
Kristus atau Isa al Masih,sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa
sebelum Yesus lahir pun disebut tahun Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut tahun Masehi.
Bagi orang Persia yang
beragama Majūsî (penyembah api), menjadikan tanggal 1
Januari sebagai hari raya mereka yang dikenal dengan hari Nairuz atau Nurus.
Penyebab mereka menjadikan hari tersebut sebagai hari raya adalah, ketika Raja mereka, ‘Tumarat’ wafat, ia digantikan oleh seorang yang bernama
‘Jamsyad’, yang ketika dia naik tahta ia merubah namanya
menjadi ‘Nairuz’ pada awal tahun. ‘Nairuz’ sendiri berarti tahun baru.
Kaum Majūsî juga
meyakini, bahwa pada tahun baru itulah, Tuhan menciptakan
cahaya sehingga memiliki kedudukan tinggi.
Di dalam perayaan kaum Majūsî menyalakan api dan
mengagungkannya –karena mereka adalah penyembah api.
Kemudian orang-orang
berkumpul di jalan-jalan, halaman dan pantai, mereka bercampur baur antara lelaki dan
wanita, saling mengguyur
sesama mereka dengan air dan khomr (minuman keras). Mereka
berteriak-teriak dan menari-nari
sepanjang malam.
Orang-orang yang tidak turut serta merayakan
hari Nairuz ini, mereka siram dengan air bercampur kotoran.
Semuanya dirayakan dengan kefasikan dan kerusakan.
******************
Untuk saudara muslim simaklah firman Allah Swt:
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya"
(Qs 17:36)
Rasulullah bersabda:
“Sungguh kalian akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sampai-
sampai jika mereka masuk ke dalam lobang biawak gurun tentu kalian akan mengikutinya.”
(HR Bukhari-Muslim)
“Bukan termasuk golongan kami orang yang menyerupai
kaum selain kami.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2695)
Minggu, 29 Desember 2013
Sejarah awal mula tahun baru
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar