19 Wanita Hamil Ini Jual Bayinya Setelah Melahirkan

Jendela DUNIA - Sebanyak 19 wanita hamil diamankan polisi karena berniat menjual bayi yang akan dilahirkan.

Penjualan bayi baru lahir ini terjadi di kawasan tenggara Abia di Nigeria seperti dilansir news.com.au, Sabtu (21/12). Ke-19 wanita hamil diamankan polisi setempat karena terindikasi segera memperjual belikan bayi baru lahir, menurut juru bicara polisi bernama Geoffrey Ogbonna.
Kasus perdagangan manusia merupakan epidemi di bagian tenggara Nigeria. Pada tahun lalu, misalnya, polisi menemukan ‘pasar gelap’ ibu hamil yang bakal menjual anaknya.
Umumnya para wanita hamil yang berniat menjual anaknya itu adalah wanita yang hamil di luar pernikahan. Untuk mengatasi stigma buruk hamil di luar pernikahan, para wanita ini tinggal di rumah yang disediakan untuk wanita hamil. Namun, anak-anak yang akan dilahirkan segera dijual.
Menurut Ogbonna tak hanya wanita yang hamil di luar pernikahan yang berada di rumah perawatan ibu hamil alias ‘pasar gelap’ itu. Sejumlah wanita hamil yang berada di lokasi itu juga diculik untuk diambil anak yang bakal dilahirkan.
Polisi juga mendapat informasi ada  ‘pabrik bayi’ di Umuahia, Ibu Kota Abia, namun polisi tak menemukan pemiliknya.
“Pemilik rumah melarikan diri sebelum polisi tiba ke lokasi. Kami hanya bertemu anak dan istrinya. Mereka kami tahan,” katanya.
Beberapa wanita hamil yang berada di ’pabrik bayi’ itu berusia sekitar 15 tahun hingga 23 tahun. Para wanita itu mengaku mereka melarikan diri dari rumah mereka untuk menghindari stigma memiliki kehamilan yang tak diinginkan.
”Menjual bayi adalah kejahatan. Pasangan suami-istri yang hendak mengadopsi anak harus melalui proses hukum,” tambahnya.
Perdagangan manusia, termasuk penjualan anak-anak, adalah kejahatan peringkat ketiga di Nigeria, setelah penipuan dan perdagangan narkoba menurut PBB.
Nigeria adalah negara produsen minyak terbesar di Afrika, namun kemiskinan tersebar luas di negara itu. Diperkirakan sebanyak 170 juta penduduk di negara itu berpenghasilan kurang dari 2 dolar AS sehari.